Pria Ini Ditolak Warga Makamkan Bayinya karena Tak Punya Uang



Seorang pria asal Malaysia ditolak warga saat ingin memakamkan bayinya karena tidak memiliki uang. Kisahnya viral di media sosial belum lama ini.

Mulanya, cerita memilukan yang dialami pria itu dibagikan oleh akun Facebook Abram Botak, Selasa (14/1/2020). Dalam foto yang dibagikan, tampak seorang pria berbaju hijau tengah menggendong jenazah bayi di sebuah pemakaman.

Pria itu tertunduk lesu, seperti orang kebingungan. Lewat narasi Abram Botak, terungkap bahwa pria itu mendapat penolakan dari warga ketika hendak memakamkan bayinya yang baru saja meninggal.

"Pagi ini, seorang bayi baru lahir meninggal dunia. Ayahnya mencari tanah pemakaman serta imam untuk mengubur dan mengurus jenazah buah hatinya," tulis Abram Botak seperti dikutip Suara.com, Sabtu (18/1/2020)

Menurut Abram, penolakan tersebut disebabkan karena pria itu tidak memiliki uang dan dokumen lengkap.

"Namun karena mereka tidak memiliki dokumen dan uang cukup, bayi itu tidak diizinkan untuk dikubur di pemakaman di desa tempat tinggal mereka. Bahkan untuk mengurus jenazah bayi itu juga tidak diizinkan," lanjutnya.



Tak ayal, Abram Botak menyesalkan kejadian yang menimpa pria tersebut. Ia yang enggan menyebut lokasi kejadian pastinya, mempertanyakan sikap warga kampung yang tak mau membantu sesama.

"Hati saya sangat hancur dan remuk saat itu. Tapi kita fikirlah sendiri, mereka itu beragama Islam, saudara seislam kita, Memang seberapa mahal tanah pemakaman untuk bayi yang baru lahir sampai tidak tergerak untuk mengurusnya," terangnya.

Beruntung, tak berselang lama, jenazah bayi itu diizinkan untuk dimakamkan ke tempat lain. Abram Botak pun mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah memberi bantuan.

"Namun Alhamdulillah, akhirnya bayi itu dapat dimakamkan di TPI Sim-sim, Sandakan. Terima kasih kepada penjaga (TPI) karena mengizinkan jenazah bayi ini dikubur di sana," pungkasnya.

Sejak dibagikan, unggahan Abram Botak telah dibagikan lebih dari 3 ribu kali dan dibanjiri lebih dari seribu komentar.

Sumber : suara

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel