Adiknya Dirampok Hingga Dipaksa Foto Mesum, Brigadir Polisi Ini Jebak Perampok Sampai Nyamar Pakai Jilbab dan Pacaran di Sekitar Hotel, Bukannya Berhasil Malah Kena Bacok
Nasib nahas menimpa seorang Brigadir polisi di wilayah Polda Riau berinisial R.
Niat hati membalaskan dendam sang adik yang baru saja kena rampok dan dipaksa berbuat mesum, Brigadir polisi R malah dibacok sekelompok perampok.
Aksi pembacokan ini terjadi usai penyamaran Brigadir polisi R sebagai wanita berjilbab terbongkar oleh sekelompok perampok yang ingin dijebaknya.
Dalam hubungan bersaudara, sudah sewajarnya bila seorang kakak mati-matian melindungi adik kandungnya.
Terlebih lagi bila sang adik baru saja mengalami hal yang tak menyenangkan.
Sudah semestinya seorang kakak akan melakukan apa saja untuk melindungi dan menjaga adiknya dari berbagai ancaman.
Seperti yang belum lama ini dilakukan oleh seorang Brigadir polisi di daerah Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau.
Dilansir Sosok.ID dari Kompas.com dan Tribun Pekanbaru, Senin (9/3/2020) brigadir berinisial R ini adalah anggota kepolisian di wilayah Polda Riau.
Keterlibatan brigadir R terjadi lantaran sang adik, RL baru saja dirampok dan dipaksa untuk berbuat mesum oleh sekelompok orang.
Awalnya, RL diketahui tengah memadu kasih di sekitar wilayah Hotel Labersa, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau.
Namun saat tengah asyik berkencan, tiba-tiba saja RL didatangi 3 orang yang tak dikenalnya.
RL dituduh tengah berbuat mesum dengan sang kekasih dan dipaksa untuk menyerahkan ponsel.
Bukan hanya meminta paksa ponsel, ketiga orang ini juga memaksa korban untuk melakukan hubungan badan.
RL yang menolak keras kemudian dipaksa melakukan tindak asusila dan difoto oleh ketiga pelaku dengan menggunakan kamera ponsel.
Parahnya lagi, foto mesum tersebut juga disebar pelaku ke media sosial.
Melansir Tribun Pekanbaru, korban langsung melaporkan kejadian tersebut ke brigadir R yang merupakan kakak kandungnya.
Brigadir R yang marah mengetahui adiknya mendapatkan perlakuan yang tak pantas mencoba untuk menangkap pelaku.
"Atas kejadian itu, korban melaporkan ke abangnya. Sehingga Brigadir R marah dan mencoba menangkap pelaku," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Riau AKBP Zain Dwi Nugroho, saat menggelar konferensi pers, Kamis (5/3/2020).
Kemudian brigadir R beserta kawannya menyusun rencana untuk menjebak kawanan perampok ini.
Brigadir R dan kawannya berusaha menjebak pelaku dengan menyamar sebagai pasangan kekasih yang berpacaran di sekitar Hotel Labersa pada 15 Februari 2020 lalu.
Brigadir R yang menyamar sebagai wanita dengan sengaja menggunakan pakaian perempuan dan jilbab untuk mengecoh pelaku.
Dan benar saja, usaha brigadir R dan temannya ini rupanya berhasil memancing pelaku keluar dari lubang persembunyian.
"Brigadir R menyamar menjadi wanita dengan memakai pakaian wanita dan memakai kerudung di lokasi kejadian.
Tak lama setelah itu, Brigadir R dan temannya didatangi oleh para pelaku," kata AKBP Zain Dwi Nugroho.
Seperti kejadian yang menimpa adiknya, brigadir R dihampiri dan diperas oleh kawanan perampok itu.
Dikutip dari Tribun Pekanbaru, penyamaran terbongkar, R dan kawannya pun langsung berusaha menangkap pelaku.
Namun sayang, lantaran kalah jumlah, brigadir R dan kawannya berhasil dilumpuhkan oleh kawanan perampok.
Brigadir R roboh usai tubuhnya habis kena bacok di bagian kepala, leher, tangan, paha hingga punggung.
"Waktu itu memang tidak dilengkapi perlengkapan. Saat mau ditangkap, pelaku melawan dengan senjata tajam dan membacok (anggota)," lanjut AKBP Zain Dwi Nugroho.
Brigadir R yang mengalami luka parah langsung dilarikan ke rumah sakit setempat.
Pelaku perampokan berhasil melarikan diri dan mengambil ponsel milik korban.
Melansir Kompas.com, Ditreskrimum Polda Riau kemudian melakukan penyelidikan kasus tersebut dan melakukan pencarian terhadap tiga pelaku.
Kapolda Riau Irjen Agung Setya Imam Effendi mengatakan tiga pelaku telah ditangkap pada 4 Maret 2020.
"Kita telah berhasil mengamankan tiga orang pelaku pencurian dengan kekerasan yang memaksa korbannya untuk melakukan pencabulan," ujar Irjen Agung Setya Imam Effendi.
Tiga pelaku ternyata adalah saudara kandung, yakni JH (24), SL (22) dan satu pelaku yang merupakan anak di bawah umur berinisial JS (16).
sosok