Ramai Corona, Ini 4 Trik Cerdik Oknum Memanfaatkan Situasi untuk Meraup Banyak Untung

Ramai Corona, Ini 4 Trik Cerdik Oknum Memanfaatkan Situasi untuk Meraup Banyak Untung
Perhatian masyarakat terhadap penyebaran corona ditunjukkan dengan berbagai hal. Berbagai elemen masyarakat di luar pemerintah turut membuat situs daring pemantauan realtime terhadap corona. Di luar hal-hal baik yang diinisiasi masyarakat sipil, sekian oknum memanfaatkan kondisi ini dengan melakukan sejumlah tindakan tidak terpuji.
Di tengah mewabahnya corona, masker dan cairan pencuci tangan banyak dicari oleh masyarakat. Pasalnya kedua barang itu berguna untuk langkah antisipatif penyebaran corona.
Merespons kondisi demikian, ada oknum yang nekat menimbun masker dan cairan pencuci tangan. Mereka kemudian menjualnya dengan harga relatif mahal.
Selain itu, wabah corona juga dimanfaatkan untuk melakukan promosi produk sampai menjadi modus perampokan.

Memanfaatkan untuk Promosi Mobil

promosi mobil bekas
2020 Merdeka.com/otodriver.com
Salah satu gudang mobil bekas di Selandia Baru memanfaatkan mewabahnya virus corona sebagai sarana promosi. Gudang mobil bekas bernama 2 Cheap Cars mempromosikan produknya dengan mengaitkannya dengan wabah corona. Strategi pemasaran ini menuai pro dan kontra.
Dalam salah satu unggahan di twitternya, 2 Cheap Cars mengawali promosinya dengan pertanyaan retoris. "Khawatir menggunakan transportasi publik? Kami punya banyak mobil di bawah $5.000, start dari $25 sepekan," tulisnya untuk promosi.
Dalam promosi itu, 2 Cheap Cars menampilkan seorang pria yang berada di dalam kereta komuter. Pria itu tampak mengenakan masker.

Modus Perampok Menyamar Jadi Petugas Kesehatan

012 ovan zaihnudin
2017 Merdeka.com
Di tengah merebaknya corona, ada sekelompok oknum perampok yang memanfaatkan keadaan. Mereka memanfaatkan situasi untuk merampok dengan cara menyamar sebagai petugas medis.
Modus ini ditengarai sudah terjadi di Aceh dan Kalimantan Tengah. Kabid Humas Polda Aceh Kombes Ery Apriyono dalam konferensi pers menyatakan bahwasanya pihaknya sudah mendapat laporan kejahatan mengenai kelompok perampok yang pura-pura jadi tenaga medis pencegahan virus corona.
Masyarakat diminta untuk lebih waspada apabila terjadi hal mencurigakan seperti kedatangan tenaga medis di rumahnya. Caranya ialah dengan memastikan si petugas medis memiliki surat ijin tugas dan dokumen pendukung lain yang membuktikan dirinya benar-benar utusan pemerintah.
3 dari 4 halaman

Mahasiswi Timbun 350 Dus Masker di Apartemen

toko masker
2020 Merdeka.com/liputan6.com
Sebagaimana dikutip Merdeka dari liputan6.com, Unit III Reserse Kriminal Polsek Tanjung Duren, Jakarta Barat menangkap seorang mahasiswi berinisial THF di dalam lift di apartemennya. Dari penjelasan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus seperti dikutip Antara (4/3), mahasiswi itu mengaku menjual masker untuk membantu biaya kuliahnya.
THF sudah lama berjualan secara online. Selama ini Ia menjual baju wanita dan produk kecantikan. Keputusannya menjual masker baru terjadi belakangan ketika wabah corona merebak.
Tingginya permintaan masker di pasaran membuatnya berinisiatif menjual masker secara online. Ketika menggeledah Apartemen Mediterania milik tersangka THF di kawasan Tanjung Duren, Jakarta Barat, polisi menemukan 350 dus masker. Setiap dus dijual kepada pembeli dengan harga Rp300.000 hingga Rp350.000.
Produksi Masker Palsu
masker kesehatan
Tingginya permintaan masker di pasaran dimanfaatkan sejumlah oknum untuk memproduksi dan mengedarkan masker palsu. Dikutip dari liputan6.com, Satuan Reserse Kriminal Polres Bogor menggerebek gudang penimbunan dan produksi masker palsu di Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Gudang penimbunan dan produksi masker itu dikelola oleh empat orang yang sudah resmi berstatus tersangka. Keempat tersangka itu berinisial MA, MF, DW, dan AW.
Ketika penggerebekan, polisi menemukan 950 lusin masker palsu yang sudah siap diedarkan di pasaran. Masker yang diproduksi di industri skala rumahan di Cibinong itu dinyatakan tidak memenuhi standar kesehatan yang diatur Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Selain memproduksi masker palsu, keempat tersangka juga menimbun cairan pencuci tangan dan masker dari berbagai merek. Polisi menyita 232 botol cairan pencuci tangan atau hand sanitizer dan 336 kotak masker berbagai merek.
Cairan pencuci tangan dan masker yang mereka beli rencananya akan dijual kembali dengan harga tinggi. Pelaku melakukan penjualan secara online maupun offline. Penjualan offline dilakukan ke sejumlah toko di wilayah Jabodetabek. [rka]
merdeka

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel