Kisah.... Cinta Bersemi saat Pangkat Letnan Dua, Pemuda Blora Daftar Kopassus, Dapat Pacar Pramugari Garuda
Pemuda Blora Daftar Jadi Kopassus, Dapat Pacar Pramugari Garuda, Jadi Jenderal
TRIBUNJAMBI.COM - Pemuda dari Blora ini merupakan anggota RPKAD (sekarang Kopassus) kawakan.
Berbagai tugas dijalani pemuda bernama Moerdani, mulai dari misi di Irian Barat (sekarang Papua) hingga memadamkan pemberontakan-pemberontakan.
Kisah Benny Moerdani sangat panjang, dari sebelum menjadi tentara hingga menjadi Panglima ABRI.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, di usia 13 tahun, pria yang kemudian akrab dipanggil Benny Moerdani ini ambil bagian dalam serangan markas Kempetai di Solo.
Kala itu Kempetai menolak untuk menyerah kepada pasukan Indonesia.
Baru saat Tentara Keamanan Rakyat (TKR), cikal bakal ABRI dibentuk, Benny Moerdani bergabung dengan Tentara Pelajar yang berada di bawah otoritas dari Brigade ABRI.
Pada 1951, Moerdani dan brigadenya terdaftar dalam Pusat Pendidikan Perwira Angkatan Darat (P3AD). Pada tahun itu juga dia mengambil bagian dalam Sekolah Pelatihan Infanteri (SPI).
Pada 1952 dia diberi pangkat pembantu letnan satu. Dua tahun kemudian, pada 1954, Moerdani menerima pangkat letnan dua.
Saat berpangkat letnan dua ini kisah cintanya seorang pramugari Garuda Indonesia bernama Hartini dimulai.
Kala itu Kempetai menolak untuk menyerah kepada pasukan Indonesia.
Baru saat Tentara Keamanan Rakyat (TKR), cikal bakal ABRI dibentuk, Benny Moerdani bergabung dengan Tentara Pelajar yang berada di bawah otoritas dari Brigade ABRI.
Pada 1951, Moerdani dan brigadenya terdaftar dalam Pusat Pendidikan Perwira Angkatan Darat (P3AD). Pada tahun itu juga dia mengambil bagian dalam Sekolah Pelatihan Infanteri (SPI).
Pada 1952 dia diberi pangkat pembantu letnan satu. Dua tahun kemudian, pada 1954, Moerdani menerima pangkat letnan dua.
Saat berpangkat letnan dua ini kisah cintanya seorang pramugari Garuda Indonesia bernama Hartini dimulai.
Kisah cinta Moerdani dan Hartini penuh liku.
Namun tapi tak ada yang menyangka, Kopassus yang berpacaran dengan pramugari Garuda Indonesia ini kemudian menjadi Jendral TNI.
Kendati merupakan tentara yang gila bekerja dan penugasan, pada ‘usia normal’ Benny Moerdani memiliki pacar.
Sekira 1954, saat masih berpangkat letnan dua (letda), Benny memiliki pacar bernama Hartini.
Hartini merupakan pramugari Garuda Indonesia.
Pangkat letda umumnya diperoleh anggota TNI setelah lulus pendidikan Akademi Militer (Taruna).
Karena kemudian bergabung dengan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) dan sekaligus merupakan personel intelijen andal, Benny Moedani kerap melaksanakan misi rahasia.
Misi itu tidak boleh diketahui siapapun, termasuk pacarnya sendiri, Hartini.
Ilustrasi pramugari Garuda Indonesia
Ketika sedang mendapat tugas khusus, Benny tidak pernah pamit kepada Hartini. Dia langsung ‘menghilang’ begitu saja.
Meski menjalani pola berpacaran yang tidak normal, hubungan Benny dan Hartini tetap baik-baik saja, hingga usia pacaran mereka nyaris lewat delapan tahun.
Presiden Soekarno yang juga memiliki hubungan baik dan perhatian khusus kepada Benny, justru merasa tidak enak dengan pola pacaran Benny-Hartini. Dia menilai waktu pacaran itu sudah terlalu lama.
Bung Karno akhirnya memaksa Benny untuk segera menikah. Itu dengan pertimbangan waktu pacaran Benny-Hartini sudah terlalu lama dan karier Benny di militer yang makin cemerlang.
Saat itu, Bung Karno mengatakan akan makin ideal apabila Benny memiliki seorang istri.
Akhirnya, Benny dan Hartini menikah di Jakarta pada 12 Desember 1964.
Menariknya, resepsi pernikahannya dirayakan Bung Karno di Istana Bogor.
Ganti nama anak
Ketika sudah menikah, Benny yang makin disibukkan oleh misi rahasia sebagai pasukan komando dan personel intelijen, seperti dalam Operasi Trikora dan Operasi Dwikora, makin jarang di rumah.
Benny lebih banyak bekerja di luar kantor.
Ketika sedang di rumah dan kemudian mendapat tugas khusus, Benny juga tidak pernah pamit kepada Hartini akan pergi ke mana. Dia hanya mengatakan ‘akan ke luar kota’.
Tapi jika sudah ‘menghilang’ Benny bisa pergi selama berbulan-bulan dan ketika sudah pulang ke rumah, ia juga sama sekali tidak pernah mengatakan penugasannya kepada Hartini.
Pada 25 September 1965, Hartini melahirkan putrinya. Saat itu, Benny juga sedang melaksanakan tugas rahasia dan sama sekali tidak bisa dihubungi.
Benny Moerdani.
Karena merasa kebingungan memberi nama anaknya, lalu Hartini minta tolong Bung Karno memberikan nama.
Tapi, belakangan ketika Benny tiba-tiba muncul, nama pemberian Bung Karno itu lalu diubahnya.
Lelaki romantis dan kaku
Meskipun Benny gila kerja dan seperti tidak memperhatikan istrinya, namun setiap berangkat dari rumah, dia selalu membawa bekal makanan dari Hartini. Itu untuk menunjukkan sikap hormat kepada istrinya.
Misalnya saja, ketika Benny sedang menghadiri pesta jamuan makan. Bekal makanan dari Hartini di dalam rantang akan selalu dimakannya terlebih dahulu.
Demikian menghargainya Benny terhadap bekal makanan istrinya, sehingga dia sampai mengeluarkan aturan. Siapapun tidak boleh memotretnya saat sedang makan.
Jika sampai ada yang berani memotret meski tidak sengaja, Benny yang berwajah keras dan sangar itu pasti akan marah besar. (Sumber buku Benny Moerdani Yang Belum Terungkap, KPG-Tempo, 2015).
Masa kecil Benny Moerdani
Moerdani lahir di Cepu, Blora, Jawa Tengah, pada 2 Oktober 1932, dari pasangan RG. Moerdani Sosrodirjo, seorang pekerja kereta api, dan Eurasia Jeanne Roech. Dia merupakan anak ke-3 dari 11 bersaudara.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, pada Oktober 1945 saat ketika berusia 13, Moerdani mengambil bagian dalam serangan terhadap markas Kempetai di Solo setelah Kempetai menolak untuk menyerah kepada pasukan Indonesia.
Ketika Tentara Keamanan Rakyat (TKR), cikal bakal ABRI dibentuk, Moerdani bergabung dengan Tentara Pelajar yang berada di bawah otoritas dari Brigade ABRI.
Dari brigade ini, Moerdani mengambil bagian dalam Revolusi Nasional Indonesia melawan Belanda, dia berpartisipasi dalam sebuah serangan umum yang sukses di Solo.
Setelah kemerdekaan Indonesia situasi berangsur aman, Moerdani mengambil kesempatan untuk menyelesaikan pendidikannya, lulus dari sekolah menengah pertama dan melanjutkan ke sekolah menengah atas. Sementara itu ia mengambil pekerjaan paruh-waktu untuk membantu pamannya menjual barang.
Benny Moerdani dan Hartini saat di Istana Bogor
Pada 1951, Pemerintah Indonesia mulai melakukan demobilisasi, brigade Moerdani dianggap telah melakukan tugas cukup baik dan para prajuritnya terus bertugas dengan ABRI. Moerdani, bersama dengan brigadenya terdaftar dalam Pusat Pendidikan Perwira Angkatan Darat (P3AD) dan mulai pelatihan pada Januari 1951. Pada saat yang sama, Moerdani juga mengambil bagian dalam Sekolah Pelatihan Infanteri (SPI).
Benny menyelesaikan pendidikan militer dari P3AD pada April 1952 dan dari SPI Mei 1952.
Benny Moerdani juga diberi pangkat pembantu letnan satu. Dua tahun kemudian, pada 1954, Moerdani menerima pangkat letnan dua dan ditempatkan di TT/III Siliwangi
Biodata Benny Moerdani
Nama: Moerdani
Lahir: 2 Oktober 1932
Meninggal dunia: 29 Agustus 2004
Pasangan: Hartini Moerdani
Anak: Irene Ria Moerdani
Dinas: TNI
Masa dinas: 1945-1988
Pangkat: Jenderal TNI
Pertempuran/perang: Revolusi Nasional Indonesia, Pembebasan Irian Barat
Konfrontasi Indonesia-Malaysia, Pendudukan Indonesia di Timor Timur
Itulah kisah Benny Moerdani, pemuda dari Blora yang menjadi anggota Kopassus hingga akhirnya menjadi Jenderal TNI.
Sumber: tribunnews