Nggak Punya Duit Jangan Belagu, Menhan Malaysia Ingin Upgrade CN-235 Miliknya Usai Sebut Pesawat Buatan PT DI Itu Lambat Terbang

Nggak Punya Duit Jangan Belagu, Menhan Malaysia Ingin Upgrade CN-235 Miliknya Usai Sebut Pesawat Buatan PT DI Itu Lambat Terbang

Mohammad Sabu alias Mat Sabu yang didapuk menjadi Menteri Pertahanan (Menhan) Malaysia saat ini sedang berusaha mati-matian memodernisasi persenjataan angkatan perang negerinya.

Tapi apa lacur, anggaran pertahanan Malaysia lagi minim gegara ulah mantan PM Najib Razak yang amat terkenal di dunia akibat mega korupsinya.

Untuk menyiasati anggaran minim tersebut, Mat Sabu kudu pintar-pintar putar otak.

Ia lantas melakukan berbagai lawatan ke negeri tetangga macam Indonesia sekaligus 'intip-intip' industri pertahanan negeri seberang. Siapa tahu ada alutsista yang bisa dibeli dengan harga murah.

Bahkan dalam lawatannya ke Indonesia, Mat Sabu menggunakan pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) yakni CN-235 yang digunakan oleh AU Malaysia sebagai pesawat VIP bagi pejabat negaranya.

Nah, ketika sudah sampai ke Indonesia, Mat Sabu yang juga berprofesi sebagai Pelawak itu sebut jika perjalanannya lama.

Ia sesumbar jika CN-235 lambat terbang.

"Sengaja saya datang ke Jakarta naik pesawat yang dibuat oleh Indonesia, CN. Walaupun dia perlahan, biasa saya sampai dalam waktu dua jam, tapi tiga jam setengah," kata Mat Sabu seperti dikutip dari Kompas.com.

"Tak apa, ini adalah buatan Indonesia yang saya banggakan. Siapa tahu akan diperbaiki dan diperhebatkan lagi," ujarnya saat hadiri diskusi 'Harapan Baru Dunia Islam: Meneguhkan Hubungan Indonesia-Malaysia' di kantor PBNU, Jakarta, Sabtu (25/1/2020).

Usai sesumbar seperti diatas, kini gegara anggaran minim dan maraknya aksi China di perairan utara negaranya, Malaysia ingin dua pesawat CN-235 miliknya diubah dari VIP menjadi versi patroli maritim.

Mengutip janes.com, Kamis (13/2/2020) Kepala Angkatan Bersenjata Malaysia Jenderal Affendi Buang mengatakan jika CN-235 negaranya bakal dikonversi ke versi patroli maritim dimana sistem didalamnya bakal dipasok oleh Surveillance and Defense, Inc (ISD) milik Amerika Serikat (AS).

Sistem yang dimaksud ialah pemasangan radar pengawasan maritim, menara sensor elektro-optik, dan sistem langkah-langkah dukungan elektronik.

Affendi juga mengatakan jika dua CN-235 Malaysia sekarang sedang menjalani perawatan dan perbaikan di PT DI.

Jenderal kenamaan Malaysia itu juga berharap semoga kementerian pertahanan negaranya mau mengucurkan dana segar kepada PT DI agar CN-235 milik AU Malaysia sekalian diupgrade ke versi patroli maritim.

PT DI bahkan sudah menawarkan kepada Malaysia jika CN-235 mereka bisa sangat powerfull sebagai pesawat patroli maritim dengan memasangkan Sistem Kontrol dan Maritime Thales Airborne (AMASCOS) dan sensor untuk program konversi ke MPA.

Namun kembali lagi ke pihak Malaysia, PT DI belum mau melakukan hal tersebut karena customer kekurangan dana untuk melakukan konversi pesawat dibawah kontrak USD 30 juta sebelumnya.

Sementara itu pada perhelatan Singapore Air Show 2020 yang sedang dilaksanakan di Changi Airport saat ini, Menhan Malaysia Mat Sabu mengunjungi Booth PT DI dan menerima miniatur CN-235 sebagai penegas jika Malaysia sangat ingin memiliki versi intai maritim.

Seperti diketahui Skuadron Angkatan Udara Kerajaan Malaysia (RMAF) mengoperasikan tujuh CN-235.

Indonesia sendiri melalui Puspenerbal TNI AL sudah mengoperasikan CN-235 MPA untuk melakukan patroli maritim.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel