Waduh...!!!11 Senjata Api TNI AD Hilang dari Helikopter MI-17V-5 yang Jatuh di Papua
Panglima Kodam XVII/Cenderawasih, Mayor Jenderal Herman Asaribab, mengatakan 11 senjata api yang dibawa awak dan penumpang helikopter MI-17V-5 tidak ditemukan tim yang mengevakuasi helikopter ini di kawasan Pegunungan Mandala, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
"Memang benar dari laporan yang diterima terungkap senjata api yang dibawa korban tidak ditemukan," kata Asaribab, di Jayapura, Sabtu, 15 Februari 2020.
Dari laporan itu, kata dia, ada 11 senjata organik TNI AD yang kemungkinan dibawa masyarakat yang berburu. “Kami akan melakukan pendekatan agar ke 11 pucuk senjata api itu segera dikembalikan,” kata dia.
Adapun senjata api milik TNI AD yang hilang itu diantaranya tujuh jenis senapan serbu SS-1, tiga pistol, dan satu pelontar granat alias GLM.
Helikopter buatan Russian Helicopter, Rusia, itu hilang pada 28 Juni 2019 di Pegunungan Papua. Helikopter ini ditemukan pada Jumat, 14 Februari 2020 pukul 12.30 WIT. Tim evakuasi berhasil menuju lokasi puing dan menemukan 12 jenazah.
Personel pengawak MI-17V-5 itu adalah Kapten CPN Bambang sebagai flight engineer, Kapten CPN Aris sebagai pilot, Sersan Kepala Suriatna (T/I), Letnan Satu CPN Ahwar (kopilot), Prajurit Satu Asharul (mekanik), Prajurit Kepala Dwi Pur (mekanik), dan Sersan Dua Dita Ilham (bintara avionika).
Kemudian anggota Batalion Yonif 725/WRG yang turut dalam penerbangan itu adalah Sersan Dua Ikrar Setya Nainggolan (komandan regu), dengan anggota Prajurit Satu Yaniarius Loe (tamtama bantuan senapan otomatis), Prajurit Satu Risno (tamtama penembak senapan 1/GLM), Prajurit Dua Sujono Kaimudin (tamtama penembak senapan 2), dan Prajurit Dua Tegar Hadi Sentana (tamtama penembak senapan 4).
TPNPB Klaim Curi 11 Senjata dari Lokasi Jatuh Helikopter Mi-17V-5 TNI AD
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) mengklaim mereka berhasil mengambil 11 pucuk senjata api, dari lokasi kecelakaan helikopter Mil Mi-17 milik TNI Angkatan Darat di kawasan Pegunungan Kowr, Papua. Helikopter buatan Rusia itu hilang kontak saat terbang dari bandara Oksibil, Pegunungan Bintang, pada 28 Juni 2019.
"Mereka adalah target kami dan berkat kekuatan alam mereka akhirnya jatuh. Senjata mereka adalah harta karun tak ternilai bagi perjuangan kami," kata juru bicara TPNPB, Sebby Sambom, seperti dilansir Associated Press, Sabtu (15/2).
Sebby mengatakan anggota TPNPB menemukan lokasi jatuhnya helikopter milik TNI Angkatan Darat tersebut pada September 2019, dan kembali untuk mengambil senjata pada Desember 2019.
Anggota TPNPB, menurut Sebby, berhasil mengambil sejumlah senapan serbu, pistol, magasin, dan amunisi dalam jumlah besar.
Helikopter tersebut membawa sejumlah prajurit TNI dan perbekalan menuju pos pengawasan di Okbibab, dekat dengan perbatasan Papua Nugini. Pilot singgah di Oksibil untuk mengisi bahan bakar, dan melanjutkan penerbangan. Mereka lantas hilang kontak lima menit setelah mengudara.
Warga setempat menemukan bangkai helikopter tersebut sekitar sepekan lalu.
Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab menyatakan mereka sudah mengetahui jenis senjata yang hilang tersebut. Yakni tujuh senapan serbu SS-1 buatan Pindad, tiga pistol, dan peluncur granat. Namun, dia membantah klaim TPNPB dan mengatakan kemungkinan senjata tersebut diambil oleh pemburu.
"Kami akan mendekati mereka dan meminta supaya segera mengembalikan senjata tersebut," kata Herman. (ayp/ayp)