Waduh, TPNPB Klaim Curi 11 Senjata dari Lokasi Jatuh Heli MI 17
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) mengklaim mereka berhasil mengambil 11 pucuk senjata api, dari lokasi kecelakaan helikopter Mil Mi-17 milik TNI Angkatan Darat di kawasan Pegunungan Kowr, Papua.
Helikopter buatan Rusia itu hilang kontak saat terbang dari bandara Oksibil, Pegunungan Bintang, pada 28 Juni 2019. “Mereka adalah target kami dan berkat kekuatan alam mereka akhirnya jatuh. Senjata mereka adalah harta karun tak ternilai bagi perjuangan kami,” kata juru bicara TPNPB, Sebby Sambom, seperti dilansir Associated Press, Minggu (16/2/2020).
Sebby mengatakan anggota TPNPB menemukan lokasi jatuhnya helikopter milik TNI Angkatan Darat tersebut pada September 2019, dan kembali untuk mengambil senjata pada Desember 2019.
Anggota TPNPB, menurut Sebby, berhasil mengambil sejumlah senapan serbu, pistol, magasin, dan amunisi dalam jumlah besar. Helikopter tersebut membawa sejumlah prajurit TNI dan perbekalan menuju pos pengawasan di Okbibab, dekat dengan perbatasan Papua Nugini.
Pilot singgah di Oksibil untuk mengisi bahan bakar, dan melanjutkan penerbangan. Mereka lantas hilang kontak lima menit setelah mengudara. Warga setempat menemukan bangkai helikopter tersebut sekitar sepekan lalu.
Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab menyatakan mereka sudah mengetahui jenis senjata yang hilang tersebut. Yakni tujuh senapan serbu SS-1 buatan Pindad, tiga pistol, dan peluncur granat.
Namun, dia membantah klaim TPNPB dan mengatakan kemungkinan senjata tersebut diambil oleh pemburu. “Kami akan mendekati mereka dan meminta supaya segera mengembalikan senjata tersebut,” kata Herman.
Sebanyak 60 prajurit TNI AD disiagakan untuk evakuasi helikopter MI-17 yang terjatuh di pegunungan Papua. Puing dari helikopter milik TNI yang hilang kontak pada Juni 2019 lalu itu berhasil ditemukan di kawasan Pegunungan Kowr, Papua.
Waka Pendam XVII Cenderawasih Letkol Inf Dax Sianturi mengatakan para prajurit yang disiagakan itu telah berada di Oksibil, juga tiga helikopter milik TNI AD. Dax yang mengaku berada di Oksibil mengatakan, belum dapat dipastikan kapan evakuasi dilaksanakan mengingat lokasinya yang berada di tebing dengan kemiringan hampir 90 derajat. “Tim masih meninjau dari udara untuk melihat lokasi untuk men-droping personel yang akan melakukan evakuasi,” kata Dax.
Setelah lebih dari setengah tahun pencarian, puing helikopter MI-17 dengan nomor registrasi 5138 itu diketahui berada pada posisi 04 derajat 38 menit 20,9 detik Lintang Selatan dan 140 derajat 17 menit 41,2 detik Bujur Timur. Lokasi itu berada pada ketinggian 13.000 kaki dari permukaan laut.
Komandan Korem 172/PWY, Kolonel Inf Binsar Sianipar mengatakan evakuasi helikopter MI-17 terkendala cuaca yang sering kali berubah. Ia katakan, selain cuaca yang sangat mempengaruhi upaya tim mendekati lokasi yang berada di titik ketinggian miring tersebut.
Bahkan, kata dia, helikopter pencari hanya sempat sekali melihat dari udara dan kembali ke Oksibil karena cuaca tidak bersahabat. Oleh karena itu, ia mengatakan kemungkinan besar personel dikerahkan ke titik puing dengan berjalan kaki.[ab]